Survei Dikala Pandemi

Pandemi Covid-19 di dunia berdampak pada semua sektor industri, termasuk industri riset. Riset baik riset pemasaran maupun riset sosial politik mengalami kesulitan dalam teknis pengambilan data karena terkendala pembatasan mobilitas manusia. Dampak tersebut terutama dirasakan industri riset di Indonesia, berbeda dengan negara lain, proses pengambilan data di Indonesia sebagian besar masih bergantung pada wawancara tatap muka.

Setiap survei mengharuskan penggunaan metode dan prosedur sampling yang sangat ketat untuk mendapatkan hasil riset yang akurat. Sebelum pandemi covid-19, data collection survei biasa dilakukan melalui tiga kelompok besar, yaitu, wawancara tatap muka, wawancara telepon, dan online.

Wawancara tatap muka kemudian bercabang menjadi wawancara tatap muka konvensional, CAPI (Computer Assisted Personal Interview), atau yang dikembangkan Alvara Research Center, MAPI (Mobile Assisted Personal Interview). Telephone interview juga terpecah dua, telephone interview yang konvensional dan CATI (Computer Assisted Telephone Interview).

Ketiga masing-masing teknik ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan wawancara tatap muka adalah hasil lebih akurat, namun kekurangannya berbiaya lebih mahal dan butuh waktu lama. Wawancara melalui telepon lebih cepat, namun ada keterbatasan dalam jumlah pertanyaan lebih terbatas, “wawancara” secara online lebih hemat biaya, namun ada masalah dengan response rate yang rendah dan juga ada keraguan dengan reliabilitas data, karena responden biasanya mengisi sendiri. Kelemahan inilah yang menyebabkan penetrasi online survei di Indonesia masih rendah.

Diera pandemi sekarang ini metode riset juga beradaptasi dengan keadaan, metode sampling juga berubah tanpa mengorbankan akurasi data yang dihasilkan. Secara umum ada dua pendekatan riset yang  bisa dilakukan di era pandemic Covid-19. Pertama, Mixed-Mode Survey. Terminologi ini berbeda dengan Mixed Method yang biasa kita kenal dalam riset, penggabungan riset kualitatitif dan kuantitatif, mixed-mode survey adalah gabungan berbagai teknik pengambilan data, wawancara tatap muka, telepon, atau online.

Dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data, peneliti berusaha untuk meningkatkan daya tarik partisipasi kepada responden (de Leeuw, 2005; Dillman, 2009). Kelebihan lain dari mixed-mode survey adalah meningkatkan efisiensi survei karena jangkuan survei jadi lebih luas, meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan dengan responden dan juga dalam hal tingkat privasi yang ditawarkan kepada responden. (de Leeuw, 2005)

Metode Mixed-Mode ini secara praktek sudah dilakukan oleh BPS dalam Sensus Penduduk 2020. BPS menggunakan dua cara pengumpulan data, yaitu pengumpulan data secara offline ke rumah-rumah dan pengumpulan data secara online.

Kedua, Mix-Mode Panel Survey, pelaksanaan survei ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampling dua tahap. Tahap pertama kita memiliki database sampel panel responden dengan jumlah besar, sampel besar ini haruslah sampel yang merepresentasikan populasi. Tahap kedua barulah dipilih lagi sampel yang lebih kecil yang akan digunakan dalam survei. Teknik wawancara bisa dilakukan dengan wawancara tatap muka, telepon, online, atau gabungan kombinasi diantara ketiganya. (Bidarbakhtnia, Stat Brief UNESCAP, 2020)

Metode Mix-Mode Panel survey ini dalam situasi pandemi ini banyak digunakan oleh berbagai lembaga survei baik lembaga survei global maupun nasional.

Proses pengumpulan data baik Mix-Mode Survey, maupun Mix-Mode Panel Survey harus melalui beberapa persyaratan, terutama terkait dengan konsistensi pertanyaan yang akan dimasukkan dalam kuesioner, konsistensi ini bukan berarti bahasa pertanyaan yang digunakan harus sama persis, tapi pertanyaan harus menyesuaikan dengan metode pengumpulan data yang dipilih.

Aspek kehati-hatian dalam menyusun pertanyaan yang akan diajukan sangat penting untuk diperhatikan terutama terkait pertanyaan yang bersifat opini dan persepsi. Selain itu skala pengukuran yang akan digunakan juga sangat penting untuk dipertimbangkan kecocokannya untuk setiap metode pengumpulan data.

Karena itu pilot survey mutlak harus dilakukan untuk menguji berbagai pertanyaan yang akan diajukan untuk setiap metode pengumpulan data.

Selain itu saat ketika proses analis data juga perlu dilakukan secara hati-hati, terutama ketika digunakan untuk generalisasi ke populasi. Alat-alat statistika konvensional masih bisa dilakukan untuk data-data yang dihasilkan dari mixed-mode survey atau juga Mixed-Mode Panel Survey. Tahapan terpenting sebelum dilakukan analisa data adalah integrasi data dari berbagai pengumpulan data yang telah dilakukan. Uji konsistensi jawaban responden mutlak untuk dilakukan.

Akhirnya survei di era pandemic harus tetap berjalan, sebagai bagian dari ikhtiar mengukur perubahan perilaku publik selama pandemi yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan. Adaptasi metode riset harus dilakukan untuk memastikan semua stakeholder riset terjaga kesehatannya dan hasil riset yang dihasilkan pun dapat dipertanggungjawabkan akurasinya.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s