Beberapa hari yang ada seorang pengusaha telepon, dia curhat betapa susahnya sekarang mengatur karyawannya yang kebanyakan generasi milenial, sementara dia sendiri adalah generasi baby boomers. “Bapak kan penulis buku Milennial Nusantara, jadi bapak mungkin bisa ngasih pencerahaan ke manajemen tingkat atas dan menengah perusahaan saya mengenai karakter dan perilaku generasi milenial”, ujar Bapak tadi.
Dia bilang setiap kebijakan perusahaan seolah tidak mulus dan sering mentok karena ada gap yang tajam antar generasi di perusahaanya. Karyawan yang muda-muda itu juga datang dan pergi dengan cepat.
Dikesampatan lain saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar, seorang anak muda, seorang milenial, bertanya dengan keras, “kenapa generasi-generasi sebelum saya ini sering meremehkan kami dan menganggap kami tidak mengerti apa-apa?”.
Apa yang diceritakan bapak dan yang ditanyakan anak muda tadi barangkali juga sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini. Gap antar generasi itu tidak hanya terjadi ditempat kerja, tapi juga diseluruh aspek kehidupan kita saat ini, diruang keluarga dan diruang publik. Gap itu bukan hanya ditataran perilaku dan kebiasaan saja, tapi juga pada tataran pola pikir dan nilai-nilai.
Dalam buku Milennial Nusantara (Gramedia Pustaka Utama, 2017) disebutkan bahwa Baby boomers adalah generasi yang family-oriented dan cenderung loyal ditempat kerja, Gen X adalah generasi awal yang mengenal internet, lebih loyal terhadap profesi dibanding tempat kerjanya. Sementara itu milenial adalah generasi yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap internet dan memiliki kecenderungan menjadi seorang entrepreneur.
Harus diakui perkembangan teknologi terutama internet menyebabkan jurang antar generasi semakin lebar. Hal ini tercermin dari kajian yang dilakukan Alvara Research Center awal tahun lalu. Kita lihat saja konsumsi internet generasi milineal sangat tinggi, kebanyakan milenial menghabiskan waktu lebih dari 7 jam sehari untuk akses internet, Gen X 2-6 jam dalam sehari, sebaliknya baby boomers kebanyakan hanya menghabiskan kurang dari satu jam sehari dalam akses internet.
Pola konsumsi internet ini juga tercermin pada kebiasaan dan perilaku mereka dalam menggunakan ponsel mereka. Bila Milenial banyak menggunakan fitur-fitur ponsel yang membutuhkan koneksi internet seperti social media, instant messaging, dan browsing, Baby boomers justru sebaliknya lebih cenderung menggunakan fitur ponsel yang tidak membutuhkan koneksi internet seperti telephone dan SMS. Bagaimana dengan Gen X? bagi Gen X-Muda terbawa ikut Milenial, sementara Gen X-Tua masih terpengaruh Baby Boomers.
Ada satu temuan yang menarik, ketika mereka ditanyakan topik apa yang menarik untuk diperbincangkan, ternyata antar generasi juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Tiga topik pembicaraan favorit Milenial adalah olahraga, music/film, dan IT. Gen X menyukai pembicaraan soal social/politik, ekonomi, dan budaya. Sementara Baby Boomers lebih suka memperbincangkan soal keagamaan.
Salah satu industri yang terdampak serius dengan adanya pergeseran perilaku antar generasi ini adalah media. Konsumsi media juga terjadi perbedaan, Baby boomers masih setia dengan TV, Gen X masih setia dengan TV dan surat kabar, disisi lain Milenial lebih banyak akses informasi dari internet dan mulai meninggalkan media konvensional.
Berbagai perbedaan tadi memang tidak bisa dihindari tapi tidak perlu disikapi secara berlebihan, dialektika antar generasi justru akan memperkaya ide dan gagasan dalam proses memperkuat peradaban. Bagi saya masa depan adalah milik mereka yang masih muda, milik generasi milenial dan generasi-generasi sesudahnya. Dengan kemampuan dan kreativitas yang mereka miliki serta didukung oleh mudahnya akses terhadap informasi dan teknologi, Milenial akan mampu melampaui setiap tantangan zaman didepannya.
Lalu bagaimana dengan Baby Boomers dan Gen X? Sudah saatnya generasi Baby Boomers pelan tapi untuk dengan legowo mengurangi dominasi dan menyerahkan perannya kepada Gen X dan Milennial Saya mengibaratkan Baby Boomers adalah seorang pandhito yang penuh dengan kebajikan dan kebijaksanaan, namun untuk menghadapi perkembangan dunia yang bergerak sangat cepat ini kolaborasi antara Gen X dan Milenial adalah kunci memenangkan pertarungan.
Mantap