Menjadikan Ansor Sebagai HUB Generasi Muda Indonesia

Apa yang terlintas dibenak Anda ketika mendengar kata Ansor? Bagi kalangan yang kental ke-NU-an nya pasti dengan meyakinkan akan menjawab Ansor adalah organisasi kepemudaan dibawah Nahdlatul Ulama. Bagi kalangan masyarakat umum barangkali bila mendengar Ansor kemungkinan besar mereka akan menjawab organisasi pemuda yang peduli dengan kelompok minoritas, hal ini dimaklumi karena kiprah Ansor melalui Banser-nya memang cukup aktif dalam memberikan perlindungan kepada kelompok minoritas seperti penjagaan gereja di hari Natal.

Sebagai organisasi pemuda yang sudah berumur 81 tahun, GP (Gerakan Pemuda) Ansor tentu saja sudah banyak makan asam garam sebagai organisasi gerakan kepemudaan, Ansor menjadi pelaku sekaligus juga saksi sejarah pasang surutnya negeri ini. Ansor yang secara resmi berdiri 1934 juga telah menjadi garda depan dalam menjalankan visi organisasi induknya Nahdlatul Ulama dalam menegakkan Islam Ahlusunnah Waljamah dan membela Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Survei yang dilakukan Alvara Research Center, April 2015 di 8 kota besar Indonesia menunjukkan pemuda yang berusia 20 – 39 tahun dalam menjalankan praktek keagamaan sebagian besar mengaku dekat dengan amaliah Nahdlatul Ulama. Bagi Ansor ini tentu kabar baik karena sebagian besar anak muda di rentang usia Ansor masih menjalankan amaliah Ahlusunnah WaljamaahormasDi era sekarang, sebagai organisasi pemuda dan sekaligus sebagai pintu utama kaderasasi NU, Ansor masa kini menghadapi tantangan yang tidak mudah. Tantangan itu didorong oleh perubahan yang terjadi dalam struktur demografi penduduk Indonesia. Tingkat pertumbuhan urban population yang tinggi menjadikan populasi masyarakat kota melebihi jumlah penduduk desa. Prediksi yang dilakukan Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pada tahun 2035 pupulasi Indonesia yang tinggal di perkotaan mencapai 66,6%

desa kotaAda perbedaan yang sangat mendasar antara  muslim desa yang cenderung tradisional dan statis dan  muslim kota yang cenderung lebih dinamis. Masyarakat desa adalah masyarakat agraris, dimana kehidupan mereka ditopang oleh alam. Struktur sosial masyarakat desa cenderung homogen, mereka adalah masyarakat yang monokultur, memegang teguh tradisi dan nilai-nilai sakral sehingga cenderung tertutup pada pemikiran-pemikiran baru, sehingga kehidupan keberagamaan masyarakat desa sangat mudah diprediksi. Ini berbeda dengan kehidupan keagamaan masyarakat kota, yang multikultur. Masyarakat kota adalah masyarakat yang terbuka, mereka cenderung terbuka terhadap segala aspek pemikiran termasuk pemikiran tentang keagamaan. Masyarakat kota lebih rasional, karena memang latar belakang pendidikannya lebih beragam baik latar belakang pendidikan agama mapun umum.

Selain itu membesarnya Generasi Millennial di Indonesia juga perlu di antisipasi GP Ansor, Millennials (juga dikenal sebagai Generasi Millenial atau Generasi Y) adalah kelompok demografis (cohort) setelah Generasi X. Peneliti sosial sering mengelompokkan generasi yang lahir diantara tahun 1980 an sampai 2000 an sebagai generasi millennial. Jadi bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia dikisaran 15 – 34 tahun, generasi ini penting di kaji karena gerenerasi inilah “target market” yang akan dihadapi Ansor di masa depan.

Setidaknya ada lima isu penting yang harus menjadi perhatian GP Ansor ke depan terkait potret generasi muda muda/millennial, yang didalamnya termasuk generasi muda NU.

Pendidikan, Pekerjaan, dan Kewirausahaan, Education, Work, and Entrepreneurship
Isu paling penting yang dihadapi pemuda saat ini adalah soal pendidikan dan pekerjaan, dua hal inilah yang paling berpengaruh dalam menentukan masa depan mereka. Tingkat kesuksekan mereka dimasa dewasa dan masa tua ditentukan oleh pendidikan dan pekerjaan yang mereka terima di masa muda. Disini Ansor harus memposisikan sebagai katalisator untuk menunjang kesuksesakan profesi dan bidang pekerjaan mereka. Bagi generasi muda yang memilih menjadi wirausaha, Ansor harus mampu membantu mereka mempeoleh akses modal, pasar, dan produksi.

Pandangan Keagamaan, Religion Beliefs
Pandangan keagamaan dikalangang pemuda sangat dinamis, proses didalamnya akan menentukan apakah mereka akhirnya menjadi konservatif, moderat, atau sekuler. Ansor saat ini sudah banyak berkiprah wilayah ini, Ansor sudah menjadi pelopor gerakan islam moderat yang lebih toleran ditengah serbuan ideologi islam transnaisional dan radikal di Indonesia.

Gaya Hidup, Teknologi, dan Internet, Lifestyle, Technology, and Internet
Anak muda tidak bisa lepas dari hiburan dan teknologi terutama internet, konsumsi internet mereka sangat tinggi, studi yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan mereka rata-rata menggunakan internet 3 – 6 jam sehari. Kader-kader Ansor harus ikut mewarnai media sosial Indonesia. Bagi kader Ansor, media sosial harus menjadi lahan jihad baru untuk menangkal opini dan gerakan kelompok radikal yang sangat aktif menggunakan sosial media di Indonesia.

Ideologi dan Partisipasi Politik, Ideology and Politic Participation
Ada sebuah pandangan umum yang selalu menggelitik bahwa nilai-nilai patriotik dan nasionalisme telah hilang dan luntur dari generasi muda kita. Apa memang demikian?. Tidak demikian dengan Ansor, sepanjang sejarahnya GP Ansor telah menunjukkan rasa nasionalisme dan komitmennya yang tinggi kepada NKRI.

Terkait dengan dunia politik di Indonesia, Survei yang dilakukan Alvara Research Center tahun 2014 menunjukkan pemilih muda Indonesia didominasi oleh swing voters/pemilih galau, dan apathetic voters/pemilih cuek. Disini Ansor harus menjadi contoh bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif di berbagai prosek politik dan menjadi pemilih yang cerdas.

Nilai-Nilai Sosial, Social Values
Ditengah gencarnya serbuan budaya luar, nilai-nilai sosial Indonesia harus tetap menjadi nilai utama pemuda Indonesia, hubungan kekerabatan sosial yang lebih komunal, budaya gotong royong tidak boleh hilang dari jati diri pemuda Indonesia. Ansor memiliki modal yang kuat untuk menjadi garda depan penjaga nilai-nilai dan norma ketimuran, latar belakang kebanyakan kader-kader Ansor yang berasal dari grass root memungkinkan hal itu terjadi.

Dengan demikian, Ansor masa kini harus bisa menjadi pusat/hub bagi segala hal yang menyangkut persoalan generasi muda, sehingga kehadiran kader-kader Ansor akan lebih terasa dikalangan generasi muda Indonesia secara lebih luas. Tentu saja ini tidak mudah, perlu kerja sangat keras untuk konsolidasi merangkul semua diaspora anak-anak muda NU di semua lini profesi, urban dan rural. Semoga.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s