Hidup tanpa Internet?, Tidak Mungkin!

Pernahkah anda menghitung berapa gigabyte paket data yang Anda habiskan selama sebulan untuk akses internet?. Ketika Anda nongkrong di café apa yang anda lakukan pertama kali? Nanya menu atau password wifi? bagi pengguna internet aktif seperti saya, anda akan dengan mudah bisa menjawabnya. Saya juga sering melihat meme yang berisi tentang kebutuhan terhadap internet saat ini sudah sejajar atau bahkan lebih tinggi dari kebutuhan kita akan makanan, internet seakan sudah menjadi kebutuhan primer.

Sebegitu kuatnya ketergantungan kita terhadap internet, membuat kita semakin tidak bisa terlepas dari internet dalam satu hari sekalipun, Survei yang dilakukan Alvara Strategic Research menunjukkan pengguna internet Indonesia 13,5% melakukan akses internet lebih dari 7 jam, durasi yang sama dengan rata-rata jumlah jam tidur kita sehari-hari. Saya menyebutnya mereka ini adalah “Addicted Users”- pengguna yang sudah kecanduan internet. Mereka ini didominasi oleh pengguna internet muda yang berusia 15 – 30 tahun.

Lalu sebenarnya apa yang mereka lakukan hingga berlama-lama di internet? Ternyata rata-rata mereka melakukan 6 – 7 aktivitas ketika di dunia maya, mulai dari akses sosial media, browsing, instant messaging, download, mendengarkan music, mencari berita, dan game online. Mereka bisa berlama-lama akses internet juga sangat dipengaruhi gadget yang mereka pegang, 95,2% pengguna internet melakukan akses menggunakan smartphone yang mereka gunakan.

social media

Smartphone bukan lagi alat untuk telepon, ketika ditanya apa aktifitas yang paling sering anda lakukan denga smartphone Anda? 44,2 % mengatakan paling sering menggunakan instant messaging, sementara hanya 21,6% paling sering menggunakan smartphonenya untuk telepon. Dari sini dapat kita simpulkan mulai terjadi pergeseran pola komunikasi dari voice communication menuju text communication.

Fenomena ini menjadikan internet sebagai sarana utama untuk akses informasi sekaligus sebagai ajang interaksi komunikasi, sesuatu yang tidak dimiliki media lain, media TV atau koran misalnya. Hal ini dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk menggunakan internet sebagai ajang menyampaikan informasi dan alat untuk komunikasi.

Pengguna internet terutama yang masuk kategori addicted user 76,4% nya mengatakan menggunakan internet sebagai sumber utama referensi terkait produk yang akan mereka beli, informasi yang mereka cari biasanya lebih banyak terkait harga dan spesifikasi produk.

Perusahaan menjadikan internet sebagai media alternatif untuk mengiklankan produk dan brandnya dan sekaligus juga untuk berinteraksi dengan pelanggannya. Pemerintah menggunakan internet untuk menyampaikan program dan kebijakanya sekaligus untuk berinteraksi dengan rakyatnya. Partai dan politisi mengunakan internet untuk menyampaikan ide dan gagasannya sekaligus berinteraksi dengan konsituennya. Gerakan sipil menyebarkan protes dan advokasinya juga mulai menggunakan internet.

Disisi lain penggunaan internet yang semakin masif terutama untuk komunikasi teks menyebabkan arus informasi menjadi begitu cepat, timbul tenggelam. Sebuah isu bisa begitu cepat menjadi isu yang banyak dibicarakan orang, tapi begitu ada isu baru yang lebih ngetop, isu lama langsung hilang dari pembicaraan publik, publik tiba-tiba menjadi pelupa gara-gara internet.

Meski demikian, komunikasi teks ada sisi positifnya juga, setiap apa yang kita tulis menjadi arsip yang sewaktu-waktu kita bisa cari dan buka kembali, tanpa disengaja setiap  yang kita lakukan di internet menjadi semacam catatan sejarah yang tak lekang oleh waktu dan tanpa disadari dengan adanya internet batas antara urusan publik dan private menjadi semakin kabur. Informasi atau isu boleh datang silih berganti, tapi sejarah (internet) tetap akan mencatatnya

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s