Potret Baru Konsumen Indonesia

Dalam setiap penyusunan strategi pemasaran, pemahaman landskap bisnis terutama informasi terkait dengan konsumen adalah salah satu yang terpenting. Informasi tentang konsumen tersebut bisa di lihat secara mendasar dari sudut pandang demografi, geografi, atau bahkan dari gaya hidup yang mereka jalani. Dengan memahami struktur konsumen yang ada pemasar bisa merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk memperluas penetrasi pasar.

Untuk menalaah struktur konsumen Indonesia bisa dimulai dengan mempelajarai struktur demografi penduduk Indonesia, hasil sensus penduduk 2010 yang dilakukan BPS menunjukkan secara keseluruhan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 237,6 juta atau meningkat 1,58% di banding hasil sensus penduduk tahun 2000. Dengan bertambahnya penduduk lebih 30 juta dalam 10 tahun ini membuat pasar Indonesia semakin menarik bagi para pemasar baik pemasar domestik maupun pemasar global.

Hasil  sensus penduduk BPS 2010 yang sangat menarik untuk di kaji adalah terjadi nya perubahan mendasar dari penyebaran penduduk secara geografis. Pertama kali dalam sejarah Indonesia jumlah penduduk di urban lebih besar dari penduduk rural, hal ini tidak hanya di sebabkan oleh pola migrasi penduduk desa ke kota tapi juga dikarenakan oleh perbaikan infrastruktur yang signifikan di kawasan rural.

Bagi pemasar tentu saja ini penting untuk di kaji lebih jauh, karena hal ini tidak saja hanya menyangkut soal perubahan penyebaran penduduk secara geografis tapi lebih dari itu adalah menyangkut perubahan mindset dan gaya hidup.

Tahun 2010 – 2011 ini juga di tandai dengan meledaknya kelompok yang sering di sebut sebagai kelompok menengah, dalam istilah sosial-ekonomi ala Weberian, kelas menengah adalah kelompok besar dalam masyarakat kontemporer yang keadaan sosial-ekonominya berada di antara kelas pekerja dan kelas atas.

Secara umum kategorisasi kelompok menengah bisa bagi sebagai berikut:  1) kelas menengah bawah adalah mereka yang pengeluarannya sejumlah US$2-4 per hari; 2) kelas menengah-tengah US$4-10; 3) kelas menengah-atas US$10-20; dan 4) kelompok berkecukupan yaitu yang berpengeluaran US$20 per hari.

Berdasarkan kategori tersebut, jika diperinci lebih jauh, selama sepuluh tahun, kelompok menengah-bawah telah naik dua kali lipat dari 37 juta menjadi 69 juta jiwa. Kelompok menengah-tengah meningkat hampir tiga kali lipat ,dari 7,5 juta menjadi 22 juta jiwa. Kelompok menengah-atas naik lima kali lipat dari 0,4 juta menjadi 2,23 juta jiwa. Sedangkan, kelompok berkecukupan naik 0,1 juta menjadi 0,37 juta jiwa.

Bahkan di tahun 2010 untuk pertama kali dalam sejarah Indonesi pendapatan per kapita penduduk Indonesia mencapai US$ 3,000 dan di prediksi tahin 2011 akan mencapai US$ 3,500. Dinamika ini juga terlihat dari pergeseran pola konsumsi masyarakat selama 10 tahun terakhir. Konsumsi makanan turun dari 63 persen (1999) ke 51 persen pada 2009. Sedangkan, konsumsi nonmakanan meningkat dari 37 persen pada 1999 menjadi 49 persen pada 2009. Di kelompok konsumsi makanan, padi-padian dan umbi-umbian turun dari 18 persen menjadi 9 persen. Sebaliknya, konsumsi makanan olahan naik dari 10 persen menjadi 13 persen

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s