Abad Kedua Nahdlatul Ulama

Tahun ini Nahdlatul Ulama akan memasuki usia satu abad menurut kalender Hijriah. Tidak banyak organisasi sosial keagaamaan di Indonesia yang tidak hanya mampu bertahan, tapi juga bisa berkembang dan bertumbuh seperti Nahdlatul Ulama, dari berbagai publikasi survei menunjukkan bahwa muslim Indonesia yang mengaku berafiliasi dengan NU selalu konsisten dalam rentang 41.0 persen hingga 55.0 persen. NU dan saudara tuanya, Muhammadiah menjadi soko guru dan membersamai perjalanan sejarah Indonesia dengan segala dinamika pasang surutnya.

Tentu sudah banyak prestasi dan jejak sejarah yang ditinggalkan NU bagi bangsa dan negara Indonesia dalam satu abad pertama perjalanannya, baik terkait bidang keagamaan maupun isu-isu kebangsaan lainnya. Dalam peringatan satu abad NU ini pertanyaan yang kemudian sering diajukan adalah apakah Nahdlatul Ulama mampu melalui abad keduanya sebagaimana kesuksesan di abad pertamanya?. Dan apa yang akan dilakukan NU agar tetap bisa menjaga relevansinya ditengah perubahan-perubahan yang akan terjadi di abad keduanya?.

Untuk menjawab pertanyaan tadi alangkah baiknya kita membahas terlebih dahulu apa sebetulnya lanskap Indonesia yang akan dihadapi NU dimasa-masa mendatang, tentu tidak mudah memprediksi apa yang terjadi dalam rentang 100 tahun mendatang, karena perubahan-perubahan yang terjadi nanti semakin cepat dan sangat dinamis, apa lagi kalau kita lihat saat kita menghadapi fenomena bahwa ketidakpastian semakin menjadi normalitas baru.

Untuk memudahkan melihat abad kedua NU nanti, saya membagi 100 tahun kedepan menjadi dua fase, yakni 50 tahun pertama abad kedua dan 50 tahun kedua abad kedua. Ini penting karena dua alasan, pertama, untuk lebih memudahkan cara pandang dan paradigma kita dalam memandang masa depan, dan yang kedua, berdasarkan beberapa data yang tersedia kondisi dua fase Indonesia ini memiliki lanskap yang sangat jauh berbeda.

Mari kita bahas satu per satu apa saja perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia dimasa mendatang, saya akan membagi dalam tiga klaster pembahasan, yaitu dari sisi ekonomi, demografi, dan geografi.

Ekonomi
PricewaterhouseCooper (PWC) dalam laporannya yang bertajuk The Long View How will the global economic order change by 2050?, memproyeksikan PDB Indonesia yang diukur berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) akan mencapai US$ 5,42 triliun pada tahun 2030, dan akan terus meningkat hingga mencapai US$ 10.5 Triliun pada tahun 2050. Dengan angka sebesar itu diprediksikan posisi Indonesia secara ekonomi akan berada diperingkat 4 negara-negara PDB terbesar dunia dibawah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Bappenas dalam Visi Indonesia Emas 2045, memprediksikan pendapatan per kapita penduduk Indonesia tahun 2036 sebesar  USD 13.045, kemudian akan terus meningkat hingga menjadi USD 23.199 pada tahun 2045. Tentu dengan catatan semua prediksi ini bisa terjadi bila Indonesia bisa keluar dari middle class trap pada tahun 2036.

Visi Indonesia Emas 2045 tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah kelas menengah Indonesia. Dengan menggunakan definisi consuming class oleh McKinsey, penduduk Indonesia yang tergolong kelas pendapatan menengah pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 85 juta orang (31 persen penduduk), tahun 2030 sebanyak 145 juta orang (49 persen penduduk), tahun 2040 sebanyak 187 juta orang (60 persen penduduk), dan tahun 2045 sebanyak 223 juta orang (70 persen penduduk), dan akan terus meningkat ditahun-tahun berikutnya. Kelas pendapatan menengah didefinisikan sebagai penduduk dengan pendapatan ≥ USD 3600 per tahun; sedangkan lainnya < USD 3600 per tahun.

Demografi
Dari sisi komposisi usia penduduk, paruh pertama abad kedua Nahdlatul Ulama, penduduk Indonesia akan sangat didominasi penduduk usia muda. Tahun 2020 saja sensus penduduk yang dilakukan oleh menghasilkan penduduk Indonesia yang berusia 8 – 39 tahun, Gen Z dan Melenial, berjumlah sebesar 53,81 persen. Pada fase ini Indonesia akan dibanjiri penduduk dengan usia produktif yang sangat besar. Dominasi penduduk dengan usia produktif akan dinikmati Indonesia sampai tahun 2030.

Perilaku anak muda yang penuh percaya diri, gaul, dan sangat ekspresif akan mewarnai wajah Indonesia kedepan. Mereka membutuhkan ekosistem yang mampu menumbuhkankembangkan segala potensi diri yang mereka miliki untuk bersaing tidak hanya dalam skala nasional tapi juga dalam skala global.

Sementara itu diparuh kedua abad kedua jumlah penduduk lansia di Indonesia akan meningkat signifikan, bahkan menutur Bappenas, jumlah penduduk lansia (usian 65+ tahun) pada tahun 2045 mencapai 44,9 juta jiwa, meningkat signifikan dibanding tahun 2010 sebesar 11,9 juta jiwa, dan diprediksikan angka ini akan semakin meningkat ditahun-tahun berikutnya. Ini berakibat pada meningkatnya dependent ratio/rasio ketergantungan  ditahun-tahun mendatang.

Geografi
Dari sisi sebaran penduduk berdasarkan wilayah, jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan/urban semakin meningkat, ada dua penyebab utama, yaitu perpindahan masyarakat dari perdesaan/rural ke kota (urbanisasi) masih tinggi, dan yang kedua, pembangunan infrastruktur di perdesaan yang berakibat pada alih status daerah dari rural menjadi urban.

Tahun 2022 saja penduduk Indonesia yang tinggal di urban sudah lebih dari 55% dan akan terus meningkat. Diparuh pertama abad kedua NU, masyarakat urban di Indonesia paling tidak sudah mencapai 70% dan diparuh kedua akan semakin naik menjadi diatas 80%.

Selain tiga trend diatas (Ekonomi, Demografi, dan Geografi) diatas, ada satu lagi faktor yang akan berkembang sangat cepat di Indonesia, yaitu digitalisasi. Kita semua tahu penetrasi pengguna internet di Indonesia cukup tinggi dan akan terus meningkat. Pengguna internet dimasa depan tidak hanya didominasi anak muda, tapi penetrasi internet terjadi pada semua kelompok umur dan generasi.

Apa yang Perlu Dipersiapkan NU
Perubahan lanskap Indonesia tersebut berimplikasi perubahan nilai-nilai (values) dan perilaku masyarakat Indonesia. Apa yang dihadapi NU di abad kedua akan sangat berbeda denga apa yang sudah dialami oleh NU di abad pertamanya, NU membutuhkan pendekatan dan strategi baru yang sama sekali berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Perjalanan NU diabad keduanya akan sangat ditentukan oleh bagaimana strategi dan program NU di 10 tahun pertama diabad keduanya yakni tahun 2023 hingga tahun 2033. Kenapa? Karena diperode inilah diprediksikan Indonesia akan berada pada masa-masa akselerasi menuju Indonesia Emas 2045. Puncak bonus demografi Indonesia, penduduk dengan usia produktif sangat besar terjadi pada kurun waktu tersebut.

Pada masa itu, Nahdlatul Ulama harus menjadi salah satu aktor penting pembangunan nasional diberbagai sektor. Selain memantapkan sebagai organisasi keagamaan, NU juga harus terlibat dalam dalam upaya-upaya memecahkan problematika kehidupan masyarakat Indonesia. Ini penting untuk menjaga dan meningkatkan relevansi NU ditengah perubahan zaman.

Apa saja sektor penting yang harus “digarap” oleh NU?. Pertama, Pembangunan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Transfrormasi pesantren sebagai basis pendidikan agama mutlak harus dilakukan, transformasi ini termasuk didalamnya menyangkut “hardware” dan “software” pesantren. Trend meningkatnya minat masyarakat dalam mendidik anaknya ke pesantren harus dianggap sebagai peluang dan tantangan agar pesantren berbasis NU tetap bisa menjadi top of mind pilihan masyarakat dalam memilih pesantren.

Selain pendidikan agama, pendidikan umum terutama terkait sain dan teknologi harus juga menjadi prioritas bagi anak-anak muda nahdliyin, paling tidak mereka harus masuk kedalam 20 kampus terbaik di Indonesia. Dalam skala global, diaspora nahldiyin yang sekarang mulai banyak di kampus-kampus dunia harus lebih ditingkatkan, NU harus mampu memfasilitasi dan memberikan akses bagi anak-anak muda untuk bisa belajar di kampus-kampus terbaik di dunia.

Kedua, Sektor ekonomi terutama ketenagakerjaan dan wirausaha. Kita semua tahu melimpahnya penduduk usia produktif harus ditopang oleh luasnya peluang pasar tenaga kerja. Birokrat, teknokrat, dan professional merupakan ladang baru yang harus diwarnai oleh nahdliyin. Selain itu minat berwirausaha dikalangan anak muda saat ini juga sangat tinggi. Mereka kaya akan ide bisnis namun kesulitan merealisasikan ide itu karena keterbatasan akses modal dan akses pasar, karena itu mereka membutuhkan pusat-pusat inkubasi bisnis yang bisa membantu mereka memgembangkan ide-ide bisnis tersebut.

Ketiga, merebut ruang urban. Paradigma bahwa NU hanyalah organisasi berbasis rural masih sangat kuat disebagain besar nahdliyin, itu tidak salah karena memang kenyataannya saat ini demikian, namun seiring perubahan postur penduduk yang tinggal di urban semakin besar dimasa-masa mendatang, maka paradigma berbasis rural harus mulai diubah. Pada akhirnya kita tidak bisa menolak bahwa pada saatnya nanti sebagian besar nahdliyin akan tinggal di wilayah urban.

Masyarakat urban adalah masyarakat yang lebih independen, heteregon, dan berpikiran terbuka. Dalam bidang agama, mereka cenderung lebih menyukai praktek keagamaan yang simpel, praktis, dan efisien, karena itu perlu adaptasi ritual keagamaan nahdliyin di wilayah urban.

Karena faktor urbanisasi, saat ini banyak nahdliyin yang berpindah dari wilayah perdesaan ke perkotaan. Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh NU di urban adalah menyapa mereka dan menjadikan mereka sebagai salah satu lokomotif untuk memperkuat NU diwilayah urban. Langkah lain yang bisa dilakukan di wilayah urban adalah mengubah basis aktifitas yang selama ini berbasis administrasi kewilayahan menjadi berbasis komunitas dan profesi.

Dengan demikian sekali lagi kunci sukses NU memasuki abad keduanya sangat tergantung bagaimana NU menyiapkan segala sumberdaya yang dimiliki di 10 tahun pertama abad keduanya, ini membutuhkan inovasi dan soliditas organisasi untuk menggerakkan segala perangkat organisasi untuk bisa hadir berkhidmat melayani warga nahdliyin.


Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s