Sektor Pariwisata diharapkan memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah Jokowi melalui Kementrian Pariwisata telah berupaya sangat keras untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi wisata unggulan Indonesia.
Indonesia tidak hanya Bali, karena itu Kementrian Pariwisata tengah gencar mempromosikan 10 destinasi wisata Indonesia, sebut saja ada Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Banyuwangi di Jawa Timur, Lombok di Nusa Tenggara Barat, dan wilayah-wilayah lainnya.
Sejauh ini program pariwisata Indonesia mulai menampakkan hasil yang menggembirakan, terjadi lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2016, bahkan menurut catatan BPS pada bulan Juli 2016 terjadi rekor jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, sebesar 1,03 juta dalam satu bulan saja.
Meski demikian, mengutip Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, memilih sektor pariwisata sebenarnya adalah pilihan yang berisiko tinggi, sekali mereka mengalami pengalaman yang buruk mereka tidak akan pernah kembali. Tapi sebaliknya apabila mereka merasakan pengalaman yang menyenangkan mereka akan kembali dan terus kembali. Ditambah dengan adanya social media, transmisi pengalaman baik dan buruk selama berwisata akan cepat menyebar ke masyarakat luas.
Pengalaman (experience) itulah menjadi kunci keberhasilan industri pariwisata, setiap destinasi, antraksi, dan produk pariwisata lainnya harus memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan.
Ada tiga pengalaman (experience) yang mesti dirasakan oleh wisatawan di destinasi wisata, saya menyebut tiga pengalaman itu adalah Intellectual Experience, Emotional Experience, dan Spiritual Experience.
Intellectual Experience
Adalah bentuk pengalaman berwisata yang merangsang otak (mind) untuk berpikir, dalam konteks ini produk pariwisata harus mampu memberikan wawasan, ide, gagasan, dan ilmu baru bagi wisatawan.
Dibanyak kota yang industri pariwisatanya sudah mapan seperti Roma dan Berlin misalnya, museum dan situs-situs bersejarah menjadi destinasi unggulan. Di Berlin jutaan wisatawan datang untuk melihat sisa-sisa Tembok Berlin, di Roma jutaan wisatawan untuk melihat reruntuhan Romawi. Mereka datang untuk belajar sejarah sekaligus bernostalgia menapaki sisa arkeologis masa lampau.
Emotional Experience
Adalah bentuk pengalaman yang bisa menyentuh hati (heart) dan perasaan wisatawan dan sekaligus bisa memberikan memori kenangan yang membahagiakan setiap wisatawan yang singgah. Keindahan alam seperti laut, alam, dan gunung, dan landskap taman kota adalah contoh produk pariwisata yang dengan mudah dan cepat meninggalkan kenangan manis di hati wisatawan.
Mereka akan datang ke lokasi wisata tersebut bersama orang-orang tercintanya, keluarganya untuk berbagi kasih sayang dan kebahagian. Kota Paris adalah salah satu contoh bagaimana sebuah kota yang bisa memberikan emotional experience bagi wisatawan yang mengunjunginya.
Spiritual Experience
Adalah bentuk pengalaman yang bisa memberikan pencerahan bagi jiwa (soul) wisatawan, spiritual experience didapatkan dari produk-produk wisata yang bisa memperkuat dan membangkitkan nilai-nilai spiritual manusia, baik dalam hubungan sesama manusia maupun hubungan manusia dan Sang Pencipta. Jutaan manusia datang ke Vatican untuk berziarah dan berdoa, Jutaan manusia datang ke Mekkah dan Madinah diluar musim haji untuk beribadah dan berdo’a.
Meski demikian spiritual experience tidak serta merta hanya bisa didapatkan dari wisata religi semata, tapi bisa juga datang dari wisata alam. Ketika wisatawan disuguhi keindahan dan kemegahan alam hasil ciptaanNya diharapkan semakin memperkuat dan mempertebal keimanannya kepada Sang pencipta dan semakin menghargai keberadaan alam semesta dan segala isinya.
Sebuah destinasi yang bagus tentu saja sebaiknya bisa memberikan tiga pengalaman (intelektual, emosional, dan spiritual) sekaligus. Kondisi ini menuntut setiap destinasi wisata memiliki obyek wisata yang lengkap, misal museum, situs bersejarah, alam yang indah, dan situs keagamaan. Lalu adakah negara atau destinasi yang mampu memberikan tiga pengalaman sekaligus?. Menurut saya Turki adalah salah satu contoh sebuah destinasi wisata yang mampu memberikan tiga pengalaman tersebut sekaligus.
Intellectual experience bisa kita dapatkan dari situs-situs bersejarah peninggalan Turki Utsmani di Istanbul yang sebelumnya bernama Konstantinopel yang memiliki sejarah peradaban tertua di dunia. Emotional experience bisa kita dapatkan di Selat Bosphorus, atau pergi ke Cappadocia yang memiliki alam yang unik. Spiritual experience bisa kita dapatkan di Hagia Sophia, atau di Blue Mosque, atau kita pergi ke kota Konya untuk berziarah ke makam tokoh sufi dunia, Jalaluddin Rumi.
Berkaca dari Turki, Indonesia semestinya juga memiliki peluang untuk bisa memberikan tiga pengalaman tersebut kepada wisatawan. Lihatlah situs-situs bersejarah kita ada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dll, dan juga jangan kita lupakan peninggalan kerajaan Majapahit dan Sriwajaya. Dengan keragaman suku, budaya, agama seharusnya bias merangsang keingintahuan wisatawan untuk datang berkunjung ke Indonesia.
Keindahan Alam Indonesia tak perlu diragukan lagi, dengan bentangan alam yang luas dari Sabang sampai Merauke kita dianugerahi alam yang indah dan memukau, mulai dari pantai, gunung, laut, dan segala vegetasinya. Selain itu Indonesia dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia tentu juga bisa menarik perhatian wisatawan. Tradisi dan budaya Islam Nusantara yang khas Indonesia adalah daya tarik tersendiri.
Kesemua itu bisa terjadi bila sarat dasar pengembangan industri pariwasata terpenuhi, apa itu? Tata kelola yang baik dan professional, kesiapan infrastruktur, dan manajemen pemasaran yang tepat sasaran.
Terimakasih untuk tulisan anda yang memberi banyak informasi terutama untuk dunia pariwisata.