PilGub Jawa Timur sebagaimana pilkada-pilkada serentak yang lain semakin mendekati babak akhir, ketika artikel ini ditulis Pilkada serentak tinggal hitungan hari saja, yakni 27 hari menuju 27 Juni 2018. Pilgub Jawa Timur merupakan pilgub dengan pertarungan yang sangat ketat, beberapa lembaga survei termasuk survei yang dilakukan Alvara Research Center akhir April 2018 menunjukkan pertarungan yang sangat ketat antara pasangan Khofifah Indarparawansa – Emil Dardak dan Saifullah Yusuf – Puti Soekarno.
Lalu bagaimana peluang kedua pasang kandidat memenangkan Pilgub Jatim ini? Berkaca pada hasil survei Alvara Research Center, elektabilitas pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elistianto Dardak memperoleh suara sebesar 48.0% dan Syaifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno sebesar 41,9%, Belum memutuskan sebesar 10.1%, dan Golput 0,1%. Dengan melihat angka tingkat elektabilitas masing-masing kandidat ini memang peluang pasangan Khofifah-Emil untuk memenangkan PilGub Jatim memang lebih tinggi dibanding pasangan Saifullah Yusuf – Puti, namun keunggulan Khofifah-Emil masih belum aman, karena selisih elektabilitas diantara kedua kandidat masih tipis, yakni perbedaan elektabilitas diantara dua pasang kandidat di angka 6.1%.
Melihat ketatnya pertarungan antara keduan pasang kandidat tersebut maka kami melihat ada tiga faktor yang menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemenang Pilgub Jatim, yaitu faktor geografi-karakteristik wilayah, faktor demografi – usia pemilih, dan karakteristik tipologi pemilih.
Geografi – Karakteristik Wilayah.
Secara umum dalam berbagai literatur daerah, Jawa Timur biasa dibagi menjadi 4 karakteristik wilayah, yaitu, Pertama, Arek, yang meliputi Surabaya, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Malang, Batu, dan Mojokerto. Kedua, Mataraman, yang meliputi Bojonegoro, Kediri, Jombang, Tuban, Blitar, Ponorogo, Ngawi, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Magetan, Trenggalek, dan Pacitan.
Ketiga, Tapal Kuda, yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan Banyuwangi. Keempat, Madura, yang meliputi Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Pamekasan.
Bila kita lihat pemetaan kekuatan masing-masing kandidat berdasarkan grafik diatas maka terlihat pasangan Khofifah – Emil lebih unggul di wilayah Arek dan Madura, sementara pasangan Gus Ipul – Puti lebih unggul di wilayah tapal kuda. Sementara itu di wilayah Mataraman akan menjadi “battle ground” utama Pilgub Jatim kali ini karena perbedaan suara yang tipis diantara dua pasang kandidat. Selain itu pemilih yang belum memutuskan didaerah Mataraman masih lebih tinggi disbanding wilayah lain, perubahan arah dukungan diwilayah ini akan menentukan siapa yang akan memenangkan pertarungan di PilGub Jatim
Demografi – Usia Pemilih
Berdasarkan data KPU Jawa Timur, jumlah pemilih Jawa Timur tahun 2018 kurang lebih 32 juta jiwa, menggunakan proporsi data demografi dari BPS Jawa Timur akhirnya ditemukan bahwa pemilih milenial adalah sebesar 39.0%, kemudian 37,7% pemilih Gen X, dan 23,2% adalah pemilih baby boomers. Bila dikonversi dalam jumlah suara maka pemilih Milenial yang berusia 17 – 34 tahun sebesar 12,5 juta, pemilih Gen X yang berusia 35 – 54 tahun sebanyak 12,1 juta, dan pemilih Baby Boomers yang berusia diatas 55 tahun mencapai 7,4 juta.
Dari pemetaan berdasarkan usia, kita bisa analisis pasangan Khofifah – Emil lebih kuat di pemilih Milenial dan Baby Boomers, Sementara pasangan Gus Ipul – Puti lebih kuat di generasi X.
Dari sini kita bisa melihat pasangan Khofifah – Emil adalah kombinasi pasangan yang bisa mengambil ceruk pemilih berdasarkan usia, Khofifah menarik pemilih Baby Boomers, sementar Emil berhasil menarik pemilih Milenial. Meski demikian kelompok usia yang masih diperebutkan oleh kedua pasang kandidat adalah milenial muda (17 – 25 tahun) dan Gen X tua (46 – 55 tahun)
Tipologi Pemilih
Sementara itu bila dibedah berdasarkan segmentasi pemilih, kedua pasang kandidat menunjukkan keunggulan di masing-masing segmen pemilih. Di segmen Pemilih Rasional, Elektabilitas Khofifah – Emil (51,5%) lebih besar dibandingkan Syaefullah Yusuf – Puti (38,4%), di segmen Pemiih Galau, Elektabilitas Khofifah – Emil (46,2%) juga lebih besar dibandingkan Syaefullah Yusuf – Puti (36,7%). Sementara itu di segmen Pemilih Emosional, pasangan Syaefullah Yusuf – Puti (50,3%) lebih banyak dipilih dibandingkan Khofifah – Emil (47,1%). Dan di segmen Pemilih Apatis, Elektabilitas Gus Ipul– Puti (45,7%) juga lebih unggul dibandingkan Khofifah – Emil (32,1%). Disisi lain survei ini juga menemukan persentase pemilih yang Belum Memutuskan terbesar ada disegmen Pemilih Apatis (22,2%) dan disegmen pemilih Galau (16.3%).
Pasangan Khofiifah – Emil unggul dipemilih rasional yang lebih memilih kandidat karena faktor program, sementara Gus Ipul lebih unggul dipemilih emosional yang lebih memilih kandidat karena faktor idoelogi. Dari sini terlihat bahwa pemilih galau (swing voters) dan pemilih cuek (apathetic voters) juga akan menentukan kemenangan kandidat.
Akhirnya dengan melihat waktu yang semakin sempit, keberhasilan dan kesuksesan masing-masing kandidat dalam menggarap tiga faktor diatas akan sangat menentukan keterpilihan kandidat dalam memenagkan pilgub Jatim. Ingat, dengan selisih suara yang masih ketat, persentase sekecil apapun akan sangat diperhitungkan. Tentu tetap tidak boleh lupa bahwa ada lima prioritas pembangunan Jawa Timur yang diharapkan masyarakat Jawa Timur yaitu lapangan kerja, penanganan kemiskinan, stabilitas harga sembako, pelayanan kesehatan, dan sarana pendidikan
Analisa yg sgt menarik, cak Hasan. Ditunggu analisa lanjutan “Kemenangan Khofifah”, yg nurutku Khofifah lbh menarik bg mrk yg interest ttg kebaruan-kebaruan…..