Tulisan ini dibuat ketika sudah dua pasangan dari partai yang dideklarasikan, pasangan alex-nono (golkar), jokowi-ahong (pdip) dan 2 pasangan jalur independen. Foke yang diusung demokrat masih belum menemukan pasangannya yang cocok, begitu juga halnya dengan pks yang masih kebingungan menentukan pasangan cagub dan cawagubnya.
Melihat beberapa kandidat yang super kelas berat ini menunjukkan bahwa Jakarta masih menjadi parameter perpolitika nasional, sepertinya partai-partai menjadikan pilkada jakarta kali ini sebagai bagian dari pemanasan dan konsilidasi mereka menuj pemilu nasional 2014.
Lalu siapa yang juara? Saat ini terlalu dini untuk memperdiksinya, menurut beberapa hasil survei kans Fauzi Bowo masih tinggi meski ada trend penurunan, sementara nama-nama baru yang kuat seperti alex nordin dan jokowi masih belum terpetakan kekuatannya. Begitu juga dengan Faisal Basri yang banyak didukung kalangan terpelajar juga masih meraba- raba kekuatannya.
Secara statistik penduduk jakarta diperkirakan 12,5 juta jiwa berdsarkan sensus penduduk 2010, yang unik adalah hampir setengahnya atau 41,24% adalah kalangan muda yang berusia 15-39 tahun. Katakanlah yang memiliki hak pilih adalah yang berusia 17 tahun keatas maka tetap saja pemilih pilkada dki sangat di dominasi kalangan muda. Bahkan kalo di tambahkan pemilih yang berusia 35-39, maka pemilih pilkada dki hampir 75% dibawah 40 tahun.
Secara umur karakteristik pemilih seperti ini mestinya tidak terlalu menguntungkan fauzi bowo yang kebetulan sangat tidak populer di kelompok usia ini, namun fauzi bowo memilki keuntungan bahwa partisipasi politik dari kelompok ini cenderung rendah, mereka malas datang ke tps dan biasanya lebih memilih liburan keluar kota.
Jadi kunci kemenangan kandidat pilkada DKI kali ini adalah siapa yang bisa mendatangkam kelompok pemilih muda ke tps dan memilih kandidat tersebut dialah yang menang, kalau tidak yang calon incumbent akan mulus terpilih kembali.
Wallohuakalam bissowab