Seperti kita ketahui bersama, berdasarkan data yang tersaji di halaman situs KPU https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/2/t1/dki_jakarta di sebutkan bahwa Pilkada Jakarta Putaran Dua dimenangkan oleh pasangan Anies-Sandi dengan perolehan suara 57,95%, sementara pasangan Basuki-Djarot mendapatkan suara 42,05%.
Bila dibanding hasil putaran pertama, Anies mengalami kenaikan suara yang sangat siginifikan, sementara Basuki-Djarot justru mengalami penurunan suara. Anies-Sandi unggul di semua kotamadya di Jakarta dengan keunggulan paling telak di Kodya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang menjadi basis Basuki-Djarot pun Anies-Sandi juga unggul.
Untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam soal hasil Pilkada Jakarta kami membedah dan menganalisanya sampai pada basis kecamatan dan kelurahan. Kami mencoba membandingkan hasil perolehan Basuki-Djarot dan Anies-Sandi di putaran satu dan dua.
Dari gambar satu bisa kita lihat bahwa trend gap perolehan suara antara Basuki-Djarot dan Anies-Sandi antara putaran satu dan dua memiliki kesamaan. Sebagai contoh kelurahan Grogol diputaran satu dan dua Basuki-Djarot menang dengan gap yang tinggi, dipihak lain di kelurahan Sukabumi Selatan, putaran satu dan dua pasangan Anies-Sandi menang dengan gap yang tinggi.
Salah satu kunci kemenangan Anies-Sandi diputaran dua adalah Anies-Sandi berhasil merebut kelurahan-kelurahan yang sebelumnya dimenangkan oleh Basuki-Djarot di putaran pertama. Ada 76 kelurahan yang sebelumnya dimenangkan Basuki-Djarot diputaran satu berhasil dimenangkan oleh Anies diputaran dua.
Ditengah berbagai isu yang berkembang terkait keamanan, Pilkada Jakarta putaran dua disambut antusias publik Jakarta, hal ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi publik Jakarta untuk datang ke TPS-TPS untuk memberikan hak suaranya. 78% pemilih Jakarta menggunakan hak pilihnya, meningkat bila dibanding putaran pertama (77,1%)
Dari 44 kecamatan yang ada di Jakarta, 11 kecamatan mengalami penurunan partisipasi dan 33 kecamatan mengalami kenaikan partisipasi pemilih, Kecamatan Cilandak yang mengalami penurunan terbesar, sementara Kecamatan Kebon Jeruk mengalami kenaikan terbesar.
Memang ada beberapa dugaan dan pertanyaan apakah kemenangan Anies-Sandi karena ada faktor dengan kenaikan/penurunan partisipasi pemilih. Untuk itu kami mencoba menganalisa apakah ada kaitan antara kenaikan/penurunan partisipasi pemilih dengan kenaikan/penurunan perolehan suara Basuki-Djarot. Dari gambar diatas, bisa kita lihat sebaran data kecamatan antara kenaikan/penurunan partisipasi pemilih dengan kenaikan/penurunan perolehan suara Basuki-Djarot tidak menunjukkan trend yang sama artinya tidak berhubungan satu sama lain.
Terima Kasih atas artikel analisisnya tentang persebaran data pilkada dki jakarta. ow ya perkenalkan saya frans salah satu mahasiswa statistika. Ingin menanyakan untuk analisa grafik tersebut menggunakan grafik persebaran apa ya ? dan dibantu dengan paket program apa ya pak ? karena dua variabel yang berbeda dijelaskan dengan penempatan berdasarkan2 axis pada sisi kanan dan sisi kiri. mohon pencerahannya
Hanya menggunakan chart cluster di excel Mas… Trims