Berbicara data hari-hari ini seperti kita memperbincangkan baju apa yang akan kita mau kenakan hari ini, atau makanan apa yang akan kita santap di malam nanti. Hari ini kita hidup bergemilang angka dan data, data tanpa kita sadari berseliweran tiap hari, jam, menit, bahkan tiap detik, dari yang gratis sampai yang berbayar
Sebagai yang berlatar belakang statistik melihat fenomena ledakan data (baca: https://hasanuddinali.com/2015/03/16/ledakan-data/) ini tentu saja sangat menarik. Kalau dulu interaksi kita dengan data sangat lambat dan cenderung agak menjemukan, saat ini interaksi kita dengan data sangat cepat dan real time. Dengan adanya internet kita tidak lagi pasif dan hanya menggunakan data sebagai obyek, sekarang kita adalah data itu sendiri. Kita memproduksi data secara masif, kemudian menyebarkan data itu ke seluruh dunia melalui internet dan social media.
Itulah kenyataan dunia yang kita hadapi sekarang, bahkan Delloite dalam publikasinya tahun 2013 menyatakan data as the new currency. Karena itu ketergantungan kita saat ini terhadap data dan informasi semakin tinggi. Sebagai contoh, publik Jakarta secara tidak sadar mulai sangat tergantung pada aplikasi Waze yang menyediakan informasi kemacetan lalu lintas secara real time, malah kadang beberapa orang memutuskan pulang kantor atau tidak setelah melihat estimasi berapa lama perjalanan pulang yang akan ditempuh dengan melihat Waze dulu.
Di era ini siapa yang menguasai data dan informasi dia yang akan menguasai dunia, Google dan Facebook adalah salah satu emperium dunia yang saat ini berhasil menggunakan data dan informasi untuk “menguasai” dunia. Bila dulu Romawi butuh ratusan tahun untuk menguasai Eropa dengan menggunakan senjata dan perang, Google dan Facebook hanya butuh belasan tahun untuk menciptakan milyaran manusia di dunia ketergantungan dengan produk ciptaan mereka. Tidak bisa kita bayangkan manusia di jaman ini hidup tanpa produk-produk Google atau Facebook.
Karena itu melihat pentingnya data dalam kehidupan sehari-hari, saya bersama teman-teman menggagas Gerakan Berbagi Data di social media dengan tagar #1Day1Data. Gerakan ini adalah gerakan terbuka yang bisa diikuti oleh siapa saja dengan cara berbagi data minimal 1 kali dalam 1 hari di Twitter, Facebook atau WA Group tentang data apa saja dengan mencamtumkan tagar #1Day1Data.
Gerakan berbagi data ini setidaknya memiliki tiga tujuan mendasar. Pertama, memberikan edukasi kepada publik tentang betapa pentingnya data yang akurat bagi kehidupan kita sehari-hari. Kedua, memberikan akses seluas-luasnya kepada publik terhadap data, sehingga tercipta data untuk semua, data for all. Ketiga, Meningkatkan partisipasi publik dalam melakukan desiminasi atau penyebaran data dan informasi.
Karena akurasi data sangat penting, maka para pihak yang ingin berbagi data perlu memperhatikan rambu-rambu berikut ini, Pertama, pastikan data yang akan dibagi adalah data yang akurat dan relevan dengan isu kekinian. Perlu di ingat juga data tersebut adalah data publik dan yang terpenting jangan harus mencantumkan sumber data tersebut
Data yang dibagi juga tidak harus data yang bersifat serius yang membuat kerut dahi, tapi bisa juga data-data ringat di seputar kehidupan kita sehari-hari, selain itu data yang dibagi tidak harus dalam bentuk angka, data-data kualitatif juga layak dan bisa dibagikan.
Selamat berbagi data, #1Day1Data
Hasanuddin Ali
Penikmat Data