Dalam dunia konsumsi, setiap individu konsumen memiliki cara tersendiri dalam mengelola setiap pengeluarannya. Mereka mempertimbangkan setiap uang yang dibelanjakan berdasarkan pada kebutuhan dasar dan juga keinginan yang diselaraskan dengan budget pendapatan yang mereka miliki.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center terhadap 1.800 responden pada September 2024, terdapat tiga kategori utama dalam tipologi belanja konsumen Indonesia: The Frugal Shopper, The Budget-Conscious Shopper, dan The Impulsive Shopper. Masing-masing kategori ini memiliki karakteristik dan pola belanja yang berbeda.

  1. The Frugal Shopper (36,4%)
    Kategori ini mencakup individu yang lebih mengutamakan kebutuhan dibandingkan keinginan. Mereka cenderung mengalokasikan dana khusus untuk pengeluaran wajib atau rutin. Secara demografi, pria dan wanita dalam kategori ini memiliki proporsi yang hampir seimbang, dengan pria sebesar 48,8% dan wanita 51,2%. Dari perspektif generasi, generasi Millennial mendominasi kelompok ini dengan persentase 38,8%, diikuti oleh Gen X (31,7%) dan Gen Z (29,6%). Hal ini menunjukkan bahwa kelompok usia produktif cenderung lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan mereka.
  2. The Budget-Conscious Shopper (35,6%)
    Individu dalam kategori ini memiliki anggaran belanja yang jelas dan disiplin dalam mengikutinya. Mereka lebih memilih menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi sebelum melakukan pengeluaran lainnya. Dalam aspek gender, wanita (53,4%) lebih mendominasi dibandingkan pria (46,6%). Berdasarkan generasi, kelompok Millennial kembali menjadi yang terbesar dengan 40,1%, diikuti oleh Gen X (32,0%) dan Gen Z (27,9%). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya perencanaan keuangan lebih banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa muda.
  3. The Impulsive Shopper (28,0%)
    Kategori ini terdiri dari individu yang sering melakukan pembelian tanpa perencanaan atau pertimbangan matang. Mereka tidak terlalu memperhatikan anggaran dan tabungan dalam aktivitas belanjanya. Berdasarkan gender, pria lebih banyak berada dalam kategori ini (56,5%) dibandingkan wanita (43,5%). Dari segi generasi, Gen Z memiliki proporsi terbesar dalam kelompok ini dengan 39,6%, diikuti oleh Millennial (32,9%) dan Gen X (27,6%). Hal ini mengindikasikan bahwa generasi muda lebih rentan terhadap kebiasaan belanja impulsif, yang dapat dipengaruhi oleh tren digital dan pemasaran yang agresif.

    Analisis dan Implikasi
    Dari data dan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen Indonesia cenderung memiliki kesadaran yang baik terhadap pengelolaan keuangan, baik dalam bentuk pengalokasian dana wajib maupun juga mereka disiplin dalam mengikuti anggaran belanja yang telah ditentukan. Namun, masih ada sebagian yang memiliki kebiasaan belanja impulsif, terutama di kalangan generasi muda


    Fenomena ini dapat menjadi perhatian bagi pelaku bisnis dan pemasar untuk menyesuaikan strategi pemasaran mereka. Bagi mereka yang menargetkan The Frugal Shopper dan The Budget-Conscious Shopper, pendekatan berbasis nilai ekonomis, diskon khusus, dan program loyalitas bisa lebih efektif. Sementara itu, untuk The Impulsive Shopper, strategi pemasaran berbasis pengalaman, tren, dan rekomendasi sosial dapat lebih menarik minat mereka.

    One response to “Tipologi Belanja Konsumen Indonesia: Perilaku dan Tren”

    1. Kelas Menengah Turun, Lalu Harus Bagaimana? – Hasanuddin Ali Avatar

      […] Untuk menganalisa perbedaan perilaku belanja kelas sosial ekonomi, kita akan menggunakan survei Alvara Research Center tentang tipologi belanja konsumen Indonesia yang menghasilkan tiga tipologi, yakni The Frugal Shopper, The Budget-Conscious Shopper, dan The Impulsive Shopper. Penjelasan lebih lengkap tentan tiga tipologi ini bisa dibaca disini artikel Tipologi Belanja Konsumen Indonesia: Perilaku dan Tren […]

    Leave a reply to Kelas Menengah Turun, Lalu Harus Bagaimana? – Hasanuddin Ali Cancel reply

    Selamat datang bagi yang suka dengan data dan analisis seputar dunia pemasaran, sosial politik, dan digital

    Let’s connect