Kunci Kemenangan Jokowi: Kelas Menengah¸Engagement, dan Media

Pilkada DKI telah berakhir, dan seperti kebanyakan analisa yang beredar pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahaya Purnama berhasil mengungguli pasangan petahana Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli. Berbagai hasil quick count berbagai lembaga survei menunjukkan Jokowi mengungguli Foke dengan perolehan suara 52% – 56% untuk Jokowi dan 42% – 47% untuk Foke.

Hasil ini boleh dibilang tidak terlalu mengejutkan kalau kita melihat pola dan strategi kampanye yang dilakukan para kandidat. Pada survei yang kami lakukan sebelum pelaksanaan Pilkada kami sudah memprediksi Jokowi akan mengguguli Foke dengan selisih 6% – 12 %, dengan perkiraan perolehan suara JOKOWI antara 53% – 56% dan FOKE 44% – 47%. [baca: https://hasanuddinali.wordpress.com/2012/09/15/pilkada-jakarta-suara-kelas-menengah/]

Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi kunci kemenangan Jokowi yaitu komposisi pemilih kelas menengah yang besar, strategi pendekatan yang tepat ke pemilih, dan media yang “berpihak” pada Jokowi.

Kelas Menengah

Dengan jumlah kelas menengah yang besar dengan pendapatan per kapita + USD 10.000, pendapatan per kapita nasional + USD 3,500 tahun 2011, Pemilih Jakarta cenderung lebih cerewet tapi agak apatis terhadap proses politik. Cerewet dalam arti gampang protes terhadap berbagai kebijakan publik, tapi mereka males untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan politik.

Pemilih ini juga cenderung memiliki pandangan lebih rasional dan tidak memiliki ikatan primordial terhadap ideologi tertentu. Meski cenderung apatis terhadap politik, mereka peduli terhadap berbagai kebijakan publik yang tidak memuaskan mereka.

Kemenangan Jokowi adalah bentuk “silent protest” mereka terhadap Foke yang dianggap belum bisa menyelesaikan persoalan mendasar Jakarta seperti macet, banjir, dan persoalan kekerasan sosial di masyarakat. Kelas menengah adalah korban sesungguhnya dari masalah-masalah tersebut, mereka berangkat ke kantor saja rata-rata menghabiskan waktu 1 – 2 jam.

Kelas menengah menyuarakan suara mereka melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, perang kandidat lebih seru diikuti melalui jejaring sosial, para “aktifis” social media saling serang dan mengunggulkan kandidatnya. Di sosial media brand Jokowi berkibar dengan sokongan utama kelas menengah ini.

Engagement

Gaya Jokowi yang “ndeso” berhasil memikat dan meraih simpati warga Jakarta, bandingkan dengan gaya Foke yang cenderung kaku dan mengambil jarak dari masyarakat. Foke di putaran dua ini sudah mencoba merubah penampilan dengan lebih banyak tersenyum dan sering turun ke bawah, tapi sudah terlambat, rakyat Jakarta sudah kadung jatuh hati dengan Jokowi.

Survei yang kami lakukan membuktikan bahwa pengaruh candidate engagement terhadap pemilih memberikan pengaruh yang paling tinggi terhadap elektabilitas seorang calon. Candidate Enggagement memiliki pengaruh tertinggi (74,1%) terhadap tingkat elektabilitas (CEl) kandidat gubernur dibanding popularitas dan citra seorang calon.

Program kampanye Jokowi yang minim spanduk dan lebih memilih terjun langsung ke pasar-pasar dan ke pemukiman padat penduduk berhasil memikat pemilih Jakarta. Para pemilih merasa ada kedekatan antara sosok Jokowi dengan kepribadian mereka.

Isu SARA yang sempat berhembus berhasil di redam Jokowi dengan kelembutan dan kehangatan hubungan Jokowi dengan pemilihnya.

Media

Suka tidak suka, media juga berperan penting dalam “memoles” brand Jokowi. Sejauh pengamatan saya, berita-berita tentang Jokowi lebih banyak yang memiliki sentimen positif di banding Foke baik di media konvensional maupun online.

Jokowi adalah “media darling”, kekasih media. Media berhasil melambungkan harapan masyarakat terhadap Jokowi, sekaligus juga menenggelamkan brand Foke. Dengan “dukungan” media yang berlimpah tersebut membuat Jokowi tidak perlu mengeluarkan biaya iklan yang besar.

Apapun hasilnya, Pilkada telah usai, kita mesti mengucapkan selamat bekerja buat Jokowi, harapan warga Jakarta yang begitu tinggi mesti segera direalisasikan. Kita juga harus memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Fauzi Bowo atas kebesaran hatinya menerima hasil quick count meski belum ada penguman resmi dari KPU.

Semoga Jakarta di bawah kemimpinan pasangan pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahaya Purnama mampu menjadikan Jakarta kota yang lebih memanusiakan warganya, menjadi Jakarta Baru. Selamat Bekerja Pak Jokowi.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s